MAGETANLAWUTV.COM- Yayasan Para Mitra Indonesia mengadakan diskusi publik bertajuk “Mendorong Adanya Kebijakan Layanan Kesehatan Mata yang Komprehensif dan Inklusif dalam Mendukung SDGS”, Rabu (4/6/2025).
Bertempat di Gedung Kesenian Ngawi, kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Direktur Yayasan Para Mitra Indonesia Asiah Sugiyanti, serta puluhan jurnalis dari berbagai media yang bertugas di wilayah Ngawi.
Diskusi ini digelar dalam rangka menggali masukan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi perangkat daerah (OPD), organisasi masyarakat sipil, jurnalis, dan masyarakat luas, demi mendorong adanya kebijakan pelayanan kesehatan mata yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Direktur Yayasan Para Mitra Indonesia, Asiah Sugiyanti, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa kesehatan mata kerap kali tidak menjadi prioritas dalam kebijakan publik, padahal permasalahannya nyata dan berdampak luas, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak sekolah, penyandang disabilitas, masyarakat miskin, hingga lansia dan ibu hamil.
"Selama ini kesehatan mata belum menjadi isu arus utama. Padahal, misalnya program refleksi atau skrining mata di sekolah sangat penting karena banyak siswa yang mengalami gangguan penglihatan akibat penggunaan gadget yang berlebihan. Sayangnya, hal ini masih sering disalahartikan sebagai promosi penjualan kacamata," ujar Asiah.
Asiah menegaskan pentingnya peran media dalam mengubah perspektif publik. Oleh karena itu, kemitraan dengan jurnalis menjadi kunci agar pesan-pesan advokasi ini sampai ke masyarakat luas.
“Kami percaya media, baik cetak maupun digital, memiliki kekuatan untuk mengubah perspektif masyarakat. Maka dari itu, kami juga mengadakan pelatihan dan pertemuan rutin dengan jurnalis,” lanjutnya.
Begitu juga apa yang disampaikan Kabid P2P Dinas kesehatan Kabupaten Ngawi drg.Retno, apa yang dilakukan oleh yayasan paramitra ini sangat membantu sekali terhadap program di kabupaten Ngawi, paramitra telah membuktikan keseriusanya dalam membantu masyarakat terutama dalam penanganan penyakit mata.Kami yang di dinas ini sangat berterimakasih sekali, dengan hadirnya Paramita bisa membuka mata semua orang bahwa tidak semuanya LSM atau yayasan itu tidakenguntungkan, terbukti dengan adanya kegiatan seperti ini semua bisa memahami pentingnya kesehatan mata.
Diskusi yang juga disiarkan secara daring ini merupakan bagian dari program dua tahunan Yayasan Para Mitra Indonesia. Dalam upaya memastikan keberlanjutan program meski dukungan LSM tak selalu permanen, Yayasan mendorong hadirnya kebijakan nyata di tingkat kabupaten dan desa.
“Di tingkat desa, misalnya, kita mendorong agar ada Peraturan Desa (Perdes) yang mengalokasikan anggaran untuk layanan kesehatan mata, termasuk bagi masyarakat yang termarjinalkan. Sedangkan di tingkat kabupaten, bisa saja dalam bentuk Surat Keputusan (SK) atau kebijakan lainnya yang lebih fleksibel dibanding Perda,” terang Asiah.
Acara ini diharapkan mampu menjadi titik tolak perumusan kebijakan yang tidak hanya responsif terhadap kebutuhan layanan kesehatan mata, tetapi juga berpihak pada kelompok-kelompok yang selama ini sulit mengakses layanan tersebut.
0 Komentar