Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Bupati Magetan : HAN ke 41 Kita Wujudkan Kwalitas Anak Magetan Menuju Indonesia Emas



MAGETANLAWUTV– GOR ki Mageti menjadi saksi semarak puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 tahun 2025 di Kabupaten Magetan. Acara yang dihelat oleh Dinas PPKBPP dan PA Magetan ini menjadi puncak selebrasi sekaligus penegasan komitmen seluruh elemen daerah dalam mewujudkan Magetan sebagai Kabupaten Layak Anak.

Mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, kegiatan tersebut dihadiri jajaran Forkopimda Magetan, mulai dari Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti, Kapolres, kepala OPD, hingga berbagai organisasi perempuan seperti Puspa, Dian Kemala, Salimah, serta ratusan anak dari jenjang PAUD hingga SMP.

Dalam sambutannya, Bupati Magetan yang akrab disapa Bunda Nanik menegaskan pentingnya peran anak sebagai aset masa depan bangsa.

“Anak-anak adalah tunas bangsa yang akan melanjutkan estafet pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. Belajarlah dengan giat, bermainlah dengan gembira, dan teruslah bermimpi. Kalian adalah agen perubahan,” tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi komitmen Pemkab Magetan dalam menyediakan ruang aman bagi anak-anak, termasuk yang berkebutuhan khusus.

“Kita telah memberikan akses ramah disabilitas di ruang-ruang publik. Ke depan, perhatian lebih akan diberikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka tumbuh optimal,” ujar Bunda Nanik.

Peringatan HAN ini juga dirangkai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Dinas PPKBPP dan PA dengan berbagai pihak, termasuk Pengadilan Agama. MoU ini difokuskan pada percepatan pemenuhan hak dan perlindungan terhadap perempuan dan anak, terutama dalam menekan angka pernikahan dini di Magetan.


Plt Kepala Dinas PPKBPP dan PA, Miftahudin, memaparkan bahwa meskipun tren pernikahan anak menurun, angkanya masih perlu perhatian.

“Tahun ini tercatat ada 38 permohonan dispensasi nikah. Jumlah itu memang menurun dari 56 tahun lalu, tapi tetap mengkhawatirkan. Belum lagi, terdapat 29 kasus kekerasan, dengan 18 di antaranya menimpa anak,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kekerasan yang terjadi meliputi fisik, seksual, penelantaran, hingga KDRT. Pemerintah pun memperkuat perlindungan dengan program konseling pernikahan dan suara anak kabupaten—sistem representasi anak-anak yang memberi masukan langsung kepada pemerintah daerah.


Sementara itu, Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Dr. Tri Wahyu Liswati, dalam sambutannya menekankan bahwa hak anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga keluarga dan masyarakat.

“Hak anak untuk hidup, tumbuh kembang, perlindungan, dan partisipasi harus dipenuhi. Tak boleh ada anak yang kehilangan senyum karena haknya dirampas,” ujarnya.

Tri Wahyu juga mendorong sinergi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang anak.

“Keluarga adalah fondasi utama. Tapi dunia usaha dan masyarakat juga harus aktif. Kita semua harus jadi pelopor dan pelapor,” tandasnya.

Dengan semangat peringatan HAN ke-41, Magetan mempertegas langkahnya menuju kabupaten yang ramah dan aman bagi anak. Komitmen ini bukan hanya untuk memenuhi indikator administratif, tetapi juga mewujudkan lingkungan yang benar-benar melindungi dan memberdayakan generasi penerus.

“Selamat Hari Anak Nasional ke-41. Anak Hebat, Indonesiaku Kuat, Menuju Indonesia Emas!” tutup Bunda Nanik dengan semangat.


Posting Komentar

0 Komentar