Bakat Gabriel mulai terlihat sejak ia duduk di kelas VII. Dari sekadar hobi melukis, rasa ingin tahunya terhadap wayang tumbuh semakin besar hingga akhirnya ia mencoba membuat wayang secara mandiri.
“Berangkat dari keingintahuan terhadap wayang, akhirnya dia mencintai. Setiap hari, menurut orang tuanya, anak ini selalu menggambar wayang dan berusaha membuatnya menjadi karya utuh,” ujar salah satu guru pembimbingnya, Joko Marianto
Melihat potensi tersebut, pihak sekolah kemudian menampilkan karya Gabriel dalam rangkaian peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025, di GOR Ki Mageti, Selasa (4/11/2025). Langkah ini dilakukan agar Gabriel semakin percaya diri dalam mengembangkan minatnya, sekaligus menumbuhkan semangat pelestarian budaya Jawa di kalangan pelajar.
“Tujuan kami agar potensi ini terus dikembangkan. Sekarang masih memakai bahan kertas, ke depan kami dorong agar bisa membuat wayang berbahan kulit,” imbuh Joko.
Selain pandai membuat wayang, Gabriel juga aktif di ekstrakurikuler karawitan di sekolahnya. Ia mengaku sudah satu tahun menekuni hobi membuat wayang, setelah sebelumnya gemar melukis.
“Semuanya gambar dari saya sendiri yang membuat sketsanya. Bahannya dari kertas karton,” ungkap Gabriel.
Kepala sekolah SMPN 4 Sukadi juga sangat bersyukur ternyata disekolahnya ada siswa yang mempunyai bakat terpendam yang tidak semua siswa bisa melakukanya, seni pahat terutama Untuk wayang kulit, kami akan terus mendorong agar siswa tersebut bisa menuju kepada impianya.
Ketekunan Gabriel menjadi inspirasi bagi teman-temannya bahwa pelestarian budaya dapat dimulai dari hal sederhana—dengan semangat, kreativitas, dan kecintaan terhadap warisan leluhur.
0 Komentar