Meski sempat diguyur hujan, semangat masyarakat tak surut sedikit pun. Warga bertahan hingga larut malam menikmati lakon Banjaran Srikandi yang dipentaskan dengan ciamik, diselingi banyolan segar dari Duo Jo, yakni Jo Klitik dan Jo Klutuk, yang membuat suasana semakin hangat dan akrab.
Malam resepsi juga dihadiri berbagai tokoh penting, di antaranya perwakilan Wakil Ketua MPR RI, anggota DPR-RI komisi IV Riyono Caping, Pj. Sekda Magetan, jajaran Forkopimda, serta tokoh masyarakat. Acara dibuka dengan penampilan Tari Kiprah Ratu Sewu dari sanggar binaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan.
Dalam sambutannya, Bupati Magetan, Nanik Sumantri, menekankan pentingnya meneladani nilai perjuangan dan pengorbanan pendiri Kabupaten Magetan, Ki Ageng Mageti.
“Pendiri Kabupaten Magetan Ki Ageng Mageti telah meninggalkan budi pekerti luhur, mengorbankan harta kekayaan berupa lahan yang diserahkan untuk membangun Kabupaten Magetan pada 12 Oktober 1675 demi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” tutur Bupati Nanik.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momentum Hari Jadi ke-350 sebagai semangat kebersamaan dan pengingat perjuangan tanpa pamrih.
“Agar seluruh masyarakat Magetan di manapun berada terus mengenang, mengingat dan memaknai bahwa Kabupaten kita ini didirikan oleh pendirinya dengan penuh semangat, perjuangan yang tidak sederhana, perjuangan tanpa pamrih, dan semangat tanpa menyerah,” pesannya.
Selain menjadi ajang pelestarian budaya, malam resepsi ini juga diisi dengan penyerahan penghargaan kepada warga dan instansi berprestasi, serta pembagian doorprize dengan hadiah utama umrah bagi masyarakat yang hadir.
Sebagai simbol dimulainya pementasan, Bupati Magetan menyerahkan tokoh wayang Srikandi kepada Ki Bayu Aji. Gelaran wayang yang berlangsung semalam suntuk itu menjadi penutup meriah seluruh rangkaian Hari Jadi ke-350 Kabupaten Magetan, sekaligus wujud rasa syukur dan cinta masyarakat terhadap warisan budaya leluhur.
0 Komentar