“Untuk di Kabupaten Magetan tidak ada kejadian MBG yang menyebabkan keracunan. Antisipasinya sudah kami siapkan dengan satgas yang melakukan monitoring secara rutin agar prosesnya tetap higienis dan sehat,” ujar Bupati.
Bupati juga menegaskan dukungan penuh atas keberlanjutan program prioritas pemerintah pusat tersebut. “Atas nama Pemkab Magetan, kami sangat mendukung program makan minum bergizi sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan kecerdasan anak-anak menyongsong Indonesia Emas 2045. Kami berharap kepada Presiden Prabowo Subianto agar program ini tetap berlanjut. Melalui MBG, anak-anak tumbuh sehat, tenaga kerja terserap, dan ekonomi masyarakat bergerak,” jelasnya.
“Kalau kita estimasikan dikalikan 3.000 penerima per titik, totalnya sekitar 45 ribu anak. Alhamdulillah, mulai dari standar operasional hingga supplier semuanya dari Magetan. Pekerjanya juga warga lokal,” terang Dandim.
Ia menjelaskan pengawasan dilakukan berlapis, mulai dari penerimaan bahan, proses memasak, higienitas dapur, hingga distribusi ke sekolah. “Ahli gizi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup memastikan semua tahapan memenuhi standar sebelum makanan didistribusikan,” imbuhnya.
Dengan pengawalan satgas serta keterlibatan banyak pihak, Pemkab Magetan optimistis program MBG tidak hanya menyehatkan anak-anak sekolah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.
0 Komentar