Hal ini disampaikan staf Yayasan Paramitra, Erna, di sela-sela acara Pelatihan Jurnalistik bertema “Kemitraan Media dan Madrasah dalam Literasi Pendidikan” di Aula Kemenag Magetan, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, data menunjukkan sekitar 80 persen kebutaan disebabkan oleh katarak. Namun, bukan berarti anak usia sekolah aman dari risiko gangguan penglihatan.
“Anak-anak sekolah juga bisa mengalami gangguan penglihatan. Karena itu, madrasah perlu dilibatkan agar bisa mendeteksi sejak dini,” jelasnya.
Yayasan Paramitra sendiri telah menjalin kerja sama dengan Pemkab Magetan, leading sector Dinas Kesehatan, serta menggandeng Kementerian Agama untuk memperluas program kesehatan mata hingga ke madrasah. Pada tahap awal, program difokuskan di MI dan MTs melalui pelatihan guru UKS.
“Belum semua madrasah mendapat pelatihan, tapi sebagian guru sudah kami latih. Harapannya bisa membantu puskesmas dalam melakukan screening,” tambah Erna.
Selain pelatihan, Yayasan Paramitra juga menyiapkan program bantuan kacamata gratis bagi siswa yang terbukti mengalami gangguan penglihatan. Sementara untuk kasus lebih berat seperti low vision atau risiko kebutaan, Paramitra mendampingi hingga proses rujukan ke rumah sakit tersier.
“Kami titip pesan kepada bapak-ibu guru yang sudah dilatih, mohon ada tindak lanjut jika menemukan anak dengan gangguan penglihatan. Silakan diskusikan dengan kami agar bisa segera ditangani,” pungkasnya.
Dengan langkah ini, Paramitra berharap madrasah di Magetan bisa ikut menjadi garda terdepan dalam pencegahan gangguan penglihatan sejak dini.
0 Komentar