Magetanlawutv com – Partisipasi orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan terwadahi di SDN Sukowinangun 1 Kabupaten Magetan melalui dana sehat. Kepala Sekolah SDN Sukonwinangun 1 Supriyadi mengatakan, peran orang tua siswa di sekolahnya terwadahi melalui program Dana Sehat yang dihimpun secara sukarela oleh orang tua siswa di setiap kelas dimana untuk pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada orang tua siswa di masing masing kelas.
”Dari wali murid itu menghimpun dana sendiri di kelasnya untuk memberikan dukungan support full. Yang mengelola mereka untuk membackup kegiatan yang dilakukan oleh kelas itu untuk berprestasi, Jumlah tidak tentu, ada yang Rp 500, ada yang Rp 5.000 ada yang Rp 50.000 sesuai keikhlasan orang tua,” ujarnya
Supriyadi - Kepala Sekolah SDN Sukowinangun 1Supriyadi menambahkan, Dana Sehat yang dikelola oleh orang tua siswa difungsikan untuk mendukung kegiatan para siswa berdasarkan atensi dari orangtua siswa. Dana sehat biasanya difungsikan untuk pembiayaan outingclass, kegiatan keagamaan, menghias kelas, bazar sains serta kegiatan penampilan kesenian dalam rangka peringatan HUT sekolah ke 115. Dengan anggaran dari Dana Sehat seluruh siswa bisa tampil memeriahkan kegiatan peringatan HUT sekolah karena adanya dukungan anggaran Dana Sehat.
”Seperti outing class ke jamur kemarin, mereka belajar membuat jamur bagaimana bertani jamur, orang tua menyediakan transportasinya, makannya. Kalau itu dibackup sekolah tidak mungkin terjadi. Disana peran orang tua mendampingi anaknya memberikan rasa aman dan nyaman. Yang terpenting anak-anak diperhatikan orang tuanya,” imbuhny
Dana Sehat SDN Sukowinangun 1 menurut Supriyadi adalah anggaran sah yang bisa digunakan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan siswa berkat peran serta orang tua siswa. Kegiatan yang akan dilakukan melalui pendanaan Dana Sehat dilakukan melalui perenting sekolah yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun. Dengan Dan Sehat Supriyadi mengaku terbantu dalam program pengembangan potensi siswa melalui pembiayaan partisipasi masyarakat dengan tidak melanggar aturan.
”Karena keterbatasan BOS sedangkan keinginan wali murid tinggi kita diskusikan melalui parenting yang dilakukan setiap semester. Minimal dua kali kita bertemu, bertemu dengan perwakilan paguyupan. Sebelum mereka hadir bersama kami mereka berunding dulu dikelasnya ada keinginan apa, ada kendala apa, apa yang tidak mereka sukai, apa yang tidak mereka setujui, apakah ada kendala dari anak anak mereka untuk sekolah disitu. Itulah pintu untuk kita komunikasi. Disitu akhirnya terbuka jadi orang tua ditempatkan ditempat yang terhormat untuk membawa anak-anak mereka sendiri untuk sukses, sedangkan kita pendidik adalah pelayan,” ucapnya. (DmS)
0 Komentar